Jika hampir semua orang mengatakan masa high
school adalah masa yang paling indah dan menyenangkan.
Hal itu sama sekali tak
berlaku untuk Toma Matsuda, pemudia berusia tujuh belas tahun itu memiliki
masa-masa high yang nyaris hancur berantakan. Bukan karena pergaulan bebas,
tawuran, narkoba ataupun hal-hal negatif lainnya. Toma termasuk murid yang
aktif di sekolah, banyak klub-klub yang diikutinya, bahkan Toma menjadi kapten
team sepak bola dan juga ketua klub penggemar AKB48 di sekolahnya.
Toma bukannya termasuk golongan kuper, tapi
Toma memiliki nasib seperti pemuda-pemuda suram seusianya. Selalu diam di
kamarnya saat malam minggu dan itu adalah aib terbesar yang dimilki Toma
Matsuda. Dia belum punya pacar dan belum pernah pacaran. Karena itulah Toma
selalu menjadi bulan-bulanan temannya. Bahkan ada gosip yang menyebutkan jika
Toma sudah ditakdirkan menjadi lajang seumur hidup.
Seperti sekarang, saat seluruh teman-temannya
sedang berkencan, Toma malah asik di depan komputernya dan melakukan update
setiap saat di blog pribadinya, apalagi jika bukan tentang idol grup favoritnya
AKB48.
“Toma, ada yang mencarimu.” Suara teriakan ibu
Toma terdengar sangat keras dari lantai bawah.
“Iya.” Balas Toma tak kalah keras.
Toma berlari menuruni tangga dan langsung
melangkah ke arah luar rumah. Di teras depan Toma melihat seorang perempuan
tengah duduk sambil memeluk merapatkan jaket yang dipakainya.
“Miyuki-chan?”
Gadis dengan rambut lurus dan poni yang yang
tersusun rapi di dahinya itu tersenyum saat Toma telah duduk di sebelahnya.
“Toma-kun.”
“Ada apa mencariku? Kau mau memberikan jadwal
latihan sepak bola?”
Miyuki cepat cepat menggelengkan kepalanya
berkali-kali, Miyuki adalah manager team sepak bola di sekolah Toma. Kadang
Toma sendiri masih tak yakin jika Miyuki, gadis manis dan lembut itu mengajukan
diri menjadi manager team sepak bola. Mungkin saja Miyuki menyukai salah satu
pemain di team? Tapi siapa? Tidak mungkin jika aku, pikir Toma. Mungkin saja
Ryeosuke, bukankah Ryeosuke adalah pemain paling tampan di team sepak bola?
Ya, tentu saja. Pasti Miyuki menyukai Ryeosuke tapi sayang sekali saat ini
Ryeosuke sedang berkencan dengan Hanami, pasti saat ini Miyuki sedang patah
hati.
“Toma kun mendengarku?”
“Ah, maaf, kau bilang apa tadi? Hari ini
dingin sekali.”
“Aku tadi bertanya apakah Toma-kun mau
menemani Miyuki menonton konser?”
Toma segera melihat kearah Miyuki kaget. Kini
gadis itu sedang menundukkan wajahnya dalam-dalam tak berani menatap langsung
pada wajah Toma.
“Konser apa Miyuki-chan?”
“Konser band-nya Ryeosuke-kun. Toma-kun mau
menemaniku?” Toma langsung mengalihkan wajahnya ke arah yang berlawan dengan
tempat Miyuki duduk. Baru saja Toma mengira jika Miyuki menyukainya tapi
ternyata Miyuki hanya menginginkan Toma menemaninya menonton konser band-nya
Ryeosuke. Bahkan Toma tak tahu jika Ryeosuke adalah seorang artis.
“Baiklah, tunggu sebentar di sini.”
Miyuki mengangguk semangat sebagai jawaban.
Sepertinya gadis itu senang sekali. Sudah menjadi nasibmu Toma, sebagai
pendamping pengantin wanita menuju pengantin prianya.
*****
“Aku benar-benar tak menyangka jika Ryeosuke
adalah artis.”
Toma masih terpesona dengan kumpulan remaja
seusianya yang memenuhi aula kecil sebuah gedung. Dilihat dari ujung matanya,
Miyuki terlihat kesulitan melewati kumpulan gadis-gadis remaja yang dengan
beringas menerobos pintu masuk setelah menunjukkan tiket. Mau tak mau sebagai
laki-laki sejati Toma langsung menggenggam erat tangan Miyuki dan mendekatkan
tubuh mereka, hanya untuk berjaga saja, siapa tahu Miyuki tiba-tiba terdorong
oleh orang-orang tadi.
“Maaf Miyuki-chan.” Miyuki hanya mengangguk
sambil menunduk dan mendekap kedua tangannya di depan dada saat dirinya beserta
Toma sudah berada di barisan dua tempat duduk dari depan panggung.
Konser berlangsung dengan berisik. Berkali-kali
Toma menganga melihat pemandangan di depannya.
Memang berteriak dalam acara
konser bukanlah hal baru olehnya, Toma sudah sering berteriak jika sedang
menonton konser AKB48 tapi melihat sekumpulan remaja perempuan berlonjak-lonjak
dan berteriak histeris menyebut nama Ryeosuke dan teman-temannya sambil
menangis benar-benar menakjubkan bagi Toma.
“Miyuki-chan tak ikut melompat-lompat seperti
itu?” Teriak Toma saat dilihatnya Miyuki justru masih duduk terdiam di
tempatnya dengan pandangan yang tak lepas dari arah panggung.
Miyuki menggeleng sebagai jawaban dan kembali
fokus dengan penampilan band Ryeosuke yang entahlah apa tadi namanya, Toma tak
ingat. Suara teriakan lebih banyak didengarnya daripada suara musik dari atas
panggung.
“Sudah selesai. Ayo Toma-kun temani aku ke
belakang panggung.”
Toma hanya mengangguk dan mengikuti langkah
sulit Miyuki menuju belakang panggung. Saat melihat Miyuki hendak terdorong
kerumunan manusia yang hendak keluar, Toma dengan cepat memegang pundak Miyuki
lalu kembali menggenggam erat tangannya dan membimbing Miyuki ke arah belakang
panggung.
“Toma Matsuda, Miyuki Namba. Tak kusangka
kalian berkencan.”
“Apa?” Toma menatap Ryeosuke tak mengerti.
Dirinya baru saja memasuki ruang kecil di belakang panggung dan langsung mendapat
sambutan kalimat yang tak dimengerti Toma.
“Kalian berpegangan tangan, bukankah itu
artinya kalian berkencan?”
Toma menatap tangannya yang masih menggenggam
erat jemari Miyuki. Langsung saja di lepasnya dan menatap Miyuki dengan tatapan
tak enak. Toma baru saja menggenggam tangan Miyuki di depan Ryeosuke. Orang
yang disukai Miyuki.
“Ha...ha...ha... Tidak, aku hanya membantunya
supaya tak terjatuh tadi.” Kata Toma sambil menggaruk belakang kepalanya salah
tingkah.
“I-iya. Ryeosuke-kun sudah berjanji padaku
hari bukan?” Miyuki berbicara lirih sambil menatap Ryeosuke penuh harap. Hah,
sepertinya Toma harus pulang sendirian, berada di atas kereta di malam hari
apalagi cuaca sedang sangat dingin dan sendirian pula, sangat tidak
menyenangkan.
“Baiklah kalau begitu, mungkin aku akan pulang
lebih dulu.” Belum sempat Toma melangkah, dirasakannya sesuatu menahan
tangannya. Miyuki menahannya, ada apa sebenarnya? Tidak mungkin kan, Toma ikut
ke acara kencan mereka?
“Kumohon tunggu sebentar saja, aku tak mau pulang
sendirian.” Ucap Miyuki memohon.
“Sebentar saja Toma, wawancara hanya sekitar
dua puluh menit saja. Kau bisa menunggu di luar jika mau.”
Kali ini Ryeosuke
yang berbicara dan hanya di balas anggukan oleh Toma.
“Aku akan menunggu di luar.” Miyuki melepaskan
tangannya dan memberikan senyuman terima kasih pada Toma.
Ternyata wawancara saja ya? Aku kira mereka
mau pergi berkencan –pikir Toma sambil berjalan keluar gedung.
*****
Sudah lebih dari dua puluh menit tapi Miyuki
belum keluar juga. Apa mungkin Miyuki sudah pergi dengan Ryeosuke dan melupakan
Toma yang sudah menunggunya dari tadi? Toma tak akan memaafkan mereka jika
benar itu yang terjadi. Karena ini dingin sekali.
“Toma-kun. Maaf lama menunggu.”
Toma menoleh kebelakang dan mendapati raut bersalah
Miyuki padanya. Toma hanya tersenyum dan menggeleng singkat. “Tidak apa-apa.
Ayo kita pulang, sudah semakin malam dan ini benar-benar dingin.”
Miyuki hanya mengangguk dan mensejajarkan
langkahnya dengan Toma. Berjalan di jalanan kota yang masih ramai, maklum,
bukankah hari ini malam minggu?
“Toma-kun.” Toma menoleh kesamping pada Miyuki
yang menunduk dan berhenti berjalan, membuat Toma mau tak mau ikut berhenti dan
berbalik mengahadap Miyuki yang masih menundukkan kepalanya dalam.
“Ya?”
“Aku... aku menyukai Toma-kun.”
Dua bola mata Toma melebar mendengar empat
kata yang baru saja keluar dari mulut Miyuki. Tidak mungkin, pasti tadi Toma
salah mendengar, mana mungkin Miyuki menyukainya? Ah, benar... benar... pasti
saat ini Toma sedang bermimpi atau melamun? Toma menepuk pipinya keras.
“Awww...” Sakit. Toma merasakan sakit. Bahkan
Toma merasakan telapak tangan halus nan dingin menyentuh pipinya yang baru saja
di tamparnya. Tangan Miyuki?
“Toma-kun tak apa-apa?” Toma hanya bisa
menggeleng cepat.
“Miyuki-chan menyukaiku?”
Lagi-lagi Miyuki hanya mengangguk sambil
menundukkan kepalanya. Kenapa dari tadi gadis ini selalu menunduk? Apa dia
takut jika melihat wajahku dia akan menyesal telah menyatakan parsaannya padaku?
Perlahan Toma menyentuh ujung dagu Miyuki dan mengangkatnya sekedar untuk
melihat wajah Miyuki saat ini. Siapa tahu nanti Miyuki akan tersadar dengan hal
yang baru saja dilakukannya setelah melihat wajah Toma dengan lebih jelas. Dan
Toma hanya bisa terkejut saat melihat semburat merah yang mewarnai kedua pipi
putih Miyuki. Apa Toma tak salah lihat? Miyuki tengah tersipu saat ini.
“Aku menyukai Toma-kun sejak pertama kali
melihat Toma-kun di lapangan sepak bola saat Toma-kun berhasil mencetak gol.”
“Wow. Jadi itu alasan kenapa Miyuki-chan mendaftarkan
diri menjadi manager tem sepak bola?”
Lagi-lagi Miyuki hanya mengangguk, kenapa
gadis ini sangat suka mengangguk seperti itu?
“Jadi, apa Toma-kun juga menyukaiku?”
Toma hanya bisa menggaruk belakang kepalanya
bingung, pasalnya Toma benar-benar tak tahu bagaimana perasaannya terhadap
Miyuki. Toma belum pernah benar-benar menyukai seseorang kecuali member AKB48
mungkin.
“Aku tidak tahu.” Jawab Toma jujur yang
berimbas memudarnya semburat merah di kedua pipi Miyuki.
“Tapi aku akan mencoba
bersama Miyuki-chan. Mohon bantuannya.” Lanjut Toma dengan membungkukkan
badannya pada Miyuki yang telah berganti ekspresi sedikit terkejut. Dan secepat
itu pula, Miyuki ikut membungkukkan badannya pada Toma.
“Aku akan berusaha membuat Toma-kun menyukaiku.”
Toma hanya tersenyum melihat kalimat
sungguh-sungguh yang diucapkan Miyuki. Setidaknya masa high Toma tak akan
sepenuhnya hancur setelah ada seorang gadis manis yang menyatakan perasaannya
terlebih dahulu pada Toma.
Bahkan keduanya kini berjalan dengan
berpegangan tangan erat. Siapa sangka kapten team sepak bola sekolah yang
dijuluki tak laku malah berkencan dengan manager team yang manis seperti
Miyuki. Beruntung kau Toma.
FINN.